Optimalisasi Teknologi dan Kolaborasi dalam Layanan Perencanaan Individual
Keywords:
teknologi, kolaborasi, layanan perencanaan individualAbstract
Artikel ini bertujuan untuk mengkaji upaya pemanfaatan teknologi dan penerapan prinsip kolaborasi dalam layanan perencanaan individual. Layanan perencanaan individual membantu siswa menetapkan tujuan pribadi dan mengembangkan rencana masa depan. Metode yang digunakan adalah studi literatur. Data diolah dan dianalisis secara deskriptif argumentatif. Keberhasilan dalam pelaksanaan layanan perencanaan individual perlu didukung dengan sumber daya yang cukup, meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam, teknologi dan sumber daya lainnya. Pemanfaatan teknologi dapat memperluas dampak serta mempercepat tujuan layanan. Kolaborasi yang luas dan tepat akan mendukung keberhasilan layanan dan meningkatkan pertanggungjawaban ke publik. Langkah optimalisasi dilakukan sejak awal hingga akhir layanan, yakni mulai analisis potensi, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan hingga tindak lanjut. Akhirnya, teknologi dan kolaborasi akan menunjang keberhasilan layanan perencanaan individual
References
American School Counselor Association (ASCA). (2017). The School Counselor and Student Safety and The Use of Technology. Didownload dari https://eric.ed.gov/ pada 16 April 2020
Apriliana, I. P. A. (2023). Experiences of Online Group-Counseling Based-Video Conference on High School Students in Indonesia. Jurnal Bimbingan dan Konseling Indonesia, 8(2).
Bhakti, Caraka P. & Safitri, Nindiya E. (2017). Peran Bimbingan dan Konseling Untuk Menghadapi Generasi Z Dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling Perkembangan. Jurnal Konseling GUSJIGANG, 3(1), 104-113
Caraka, P. B., Nindiya, E. S., & Fuad, A. R. (2016). Improving Quality Of Education Through Collaboration System in The Perspective of Comprehensive Guidance ond Counseling. Proceedings 2th International Conference in Education and Training (ICET) – 2016, Universitas Negeri Surabaya
Council for Accreditation of Counseling and Related Educational Programs (CACREP). (2016). CACREP Standards. By Council for Accreditation of Counseling and
Related Educational Programs. Available: http://www.cacrep.org/wp-content/uploads/2012 /10/ 2016-CACREP-Standards.pdf
Gysbers, N.C. & Henderson P. (2012). Developing and Managing Your School Guidance and Counseling Program FIFTH Edition. Alexandria : American Counseling Assosiation
Hidayat, D. R. (2013). Bimbingan Konseling: Kesehatan Mental Di sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Guru BK/Konselor. Jakarta: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). Modul Diklat Peningkatan Kompetensi Guru BK/Konselor SMP/MTs, Praktik Pelayanan Peminatan Untuk Peserta Didik. Jakarta: Kemendikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2016). Pedoman Operasional Penyelenggaran Bimbingan dan Konseling Pada Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: Dirjen GTK Kemendikbud.
Kumara, Agus Ria et al. (2018). Individual Student Planning: A Student Need Assesment Survey. Journal of Education and Practice, 9(33), 179-185
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor
Siti Yumnah. (2016). Kecerdasan Anak Dalam Pengenalan Potensi Diri. Jurnal Studi Islam, 11(2), 22-34