Perilaku Petani dalam Usahatani Buncis di Kelurahan Oenesu Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang
Keywords:
Buncis, Perilaku Petani, UsahataniAbstract
Kelurahan Oenesu di Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang merupakan salah satu kelurahan penghasil kacang buncis, namun produksinya masih jauh dari potensial hasil. Penelitian ini bertujuan untuk 1). Mengetahui karakteristik petani buncis dan kendala yang dihadapi di Kelurahan Oenesu Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang. 2). Mengetahui Perilaku petani dalam berusahatani buncis. 3). Mengetahui hubungan antara faktor sosial ekonomi dengan perilaku petani dalam berusahatani buncis. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey melalui interview (wawancara), Observasi dan Dokumentasi. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara purposive sampling dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: Kelurahan Oenesu adalah salah satu Kelurahan yang menjadi sentral usahatani sayuran, sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani 446 orang. Pengambilan sampel responden dilakukan dengan metode sensus (sampling jenuh) yaitu semua anggota populasi dari 3 kelompok tani yang menanam buncis dengan jumlah anggota sebanyak 36 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1). Karakteristik usahatani buncis di Kelurahan Oenesu tergolong kurang baik, hal ini terlihat dari rata-rata produksi buncis 17,5 kg/are. Jumlah produksi ini masih rendah bila dibandingkan dengan produksi potensial sebesar 40 kg/are. 2). Perilaku petani dalam usahatani buncis berada pada kategori “cukup baik” dengan rata-rata 141.38. Petani dalam melakukan 8 indikator usahatani, belum memenuhi semua tahap-tahapan yang sudah dianjurkan oleh Dinas Pertanian, penyuluh, buku maupun literatur yang berhubungan dengan budidaya buncis. 3). Ada hubungan yang signifikan antara faktor umur dengan perilaku petani (p = 0,033 < 0,05) dan hubungan yang sangat signifikan antara pengalaman berusahatani dengan perilaku petani (p = 0,007 < 0,01) dalam berusahatani buncis, sedangkan luas lahan, tingkat pendidikan formal, non formal dan jumlah tanggungan keluarga tidak memiliki hubungan dengan perilaku petani (p > 0,05).