Uji Kemampuan Trichoderma spp. dalam Menghambat Colletotrichum gloeosporioides Penyebab Penyakit Antraknosa pada Tanaman Tomat

Authors

  • Maria Wahyu Kurniati Kata Program Studi Agroteknologi Universitas Nusa Cendana
  • Agnes V. Simamora Program Studi Agroteknologi Universitas Nusa Cendana
  • Mayavira V. Hahuly Program Studi Agroteknologi Universitas Nusa Cendana
  • Petronella S. Nenotek Program Studi Agroteknologi Universitas Nusa Cendana

Keywords:

antraknosa, mekanisme penghambatan, pengendalian hayati, severitas penyakit

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Trichoderma asperellum, Trichoderma hamatum, Trichoderma harzianum, dan Trichoderma viride dalam menghambat pertumbuhan Colletotrichum gloeosporioides, penyebab penyakit antraknosa pada tanaman tomat. Penelitian ini dilakukan secara in vitro dan in vitro. Pada penelitian in vitro, T. asperellum, T. hamatum, T. harzianum, dan T. viride diuji secara dual culture untuk menghambat Colletotrichum gloeosporioides. Pada penelitian in vivo, Trichoderma asperellum diuji kemampuannya dalam menghambat perkembangan penyakit antraknosa dalam percobaan pot. Perlakuan yang dicobakan adalah: W0+ = Kontrol, pot diinokulasi dengan Colletotrichum gloeosporioides; W0- = Kontrol, tanpa inokulasi C. gloeosporioides maupun T. asperellum; W1 = pot diinokulasi dengan 15 g T. asperellum 2 minggu sebelum diinokulasi dengan C. gloeosporioides; W2 = pot diinokulasi dengan 30 g T. asperellum 2 minggu sebelum diinokulasi dengan C. gloeosporioides; W3 = pot diinokulasi dengan 60 g T. asperellum 2 minggu sebelum diinokulasi dengan C. gloeosporioides; W4 = pot diinokulasi dengan 15 g T. asperellum pada waktu yang sama dengan inokulasi C. gloeosporioides; W5=pot diinokulasi dengan 30 g T. asperellum pada waktu yang sama dengan inokulasi C. gloeosporioides; W6= pot diinokulasi dengan 60 g T. asperellum pada waktu yang sama dengan inokulasi C. gloeosporioides. Parameter yang diamati adalah gejala dan severitas penyakit. Hasil penelitian in vitro menunjukkan bahwa T. asperellum, T. hamatum, T. harzianum, dan T. viride mampu menghambat pertumbuhan Colletotrichum gloeosporioides dengan persentase penghambatan berturut-turut adalah 83,97%, 73,97%, 77,06%, 61,03%. Hasil uji in vivo menunjukkan bahwa gejala penyakit antraknosa pada daun tomat adalah bintik berwarna cokelat, berkembang menjadi bercak cokelat kehitaman dan membentuk bundaran cekung berwarna hitam dengan halo berwarna kuning. Pemberian T. asperellum dua minggu sebelum diinokulasi dengan C. gloeosporioides menghasilkan severitas penyakit yang paling rendah.

Downloads

Published

2024-01-03