PENGARUH KONSENTRASI CAMPURAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) URIN SAPI DENGAN Trichoderma harzianum DAN DOSIS PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI PAGODA (Brassica narinosa L.)
Abstract
Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Unit Pelaksanaan Teknis Laboratorium Lahan Kering Kepulauan, Universitas Nusa Cendana Kupang yang berlangsung dari bulan Januari sampai dengan Mei 2024. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi perlakuan konsentrasi campuran pupuk organik cair (POC) urin sapi dengan Trichoderma harzianum dan dosis pupuk urea terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi Pagoda (Brassica narinosa L.) serta untuk menentukan perlakuan konsentrasi campuran pupuk organik cair (POC) urin sapi dengan Trichoderma harzianum dan dosis pupuk urea yang memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi Pagoda (Brassica narinosa L.) yang terbaik. Penelitian Pengaruh Konsentrasi Campuran Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi dengan Trichoderma harzianum dan Dosis Pupuk Urea terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Pagoda (Brassica narinosa L.) ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama yaitu konsentrasi campuran POC urin sapi dengan Trichoderma harzianum yang terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu 0, 150 ml/liter air, 300 ml/liter air dan 450 ml/liter air. Sedangkan faktor kedua adalah dosis pupuk urea dengan 5 taraf perlakuan yaitu 0; 0,90 gram/tanaman; 1,80 gram/tanaman; 2,70 gram/tanaman dan 3,60 gram/tanaman. Dengan demikian, terbentuk 20 kombinasi perlakuan yang dibuat dalam 3 kelompok, total 60 unit percobaan. Setiap petak perlakuan terdiri atas 24 tanaman dan 8 tanaman dijadikan sampel, sehingga terdapat 1440 tanaman. Hasil penelitian 1. PENDAHULUAN Di bidang pertanian Indonesia, komoditas tanaman hortikultura sayuran dibudidayakan dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sawi merupakan anggota dari ordo Brassicaceae, yang juga mencakup kubis, brokoli, dan kembang kol. Salah satu jenis sayuran sawi adalah sawi Pagoda. Pengembangan sawi Pagoda untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, memiliki prospek menjanjikan. Budidaya sawi Pagoda di Indonesia relatif ideal sebab karakteristik klimatologis yang cocok; teknis; ekonomi juga sosial yang diterima (Syifa, Isnaeni dan Rosmala, 2020). Menurut data Badan Pusat Statistik (2022), rata-rata produktivitas sawi di Indonesia mencapai 10,69 ton/ha; sedangkan rata-rata produktivitas sawi di NTT sebesar 6,12 ton/ha. Berdasarkan 2 (dua) data tersebut dapat dilihat bahwa, tingkat produktivitas sawi di NTT cenderung masih rendah dibandingkan dengan produktivitas Nasional. Penyebab utama rendahnya produktivitas tanaman sawi termasuk sawi Pagoda tersebut adalah semakin menurunnya tingkat kesuburan lahan akibat penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus, yang tidak disertai dengan penggunaan pupuk organik. Penanaman yang terus menerus sepanjang tahun tanpa pemupukan yang optimal menyebabkan produktivitas lahan terus menurun. Oleh karena itu perlu dilakukan teknologi pupuk dan pemupukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman sawi khususnya tanaman sawi Pagoda. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan, tanaman, limbah yang dibenamkan dalam tanah untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menyediakan hara bagi tanaman. Pupuk organik berpengaruh bagi tanaman dan fisik, kimia maupun biologi tanah. Pupuk organik dapat berbentuk padat dan cair (Arnoldus, Yacobus dan Sunaryo, 2019). Salah satu pupuk organik yang berbentuk cair yaitu urin sapi. Urin adalah bahan organik yang dapat menyuburkan tanaman yang berasal dari fermentasi anaerobik yang berbahan feses dan urin sapi yang masih segar dan ditambahkan dengan nutrisi menggunakan mikroorganisme (Wati, Nurlaelih dan Santosa, 2014). Namun, POC urin sapi juga memiliki kelemahan yaitu kurangnya kandungan unsur hara yang dimiliki jika dibandingkan dengan pupuk buatan (Sutanto, 2002). Oleh karena itu diperlukan formulasi untuk meningkatkan kandungan unsur hara urin sapi, salah satunya adalah Trichoderma harzianum. Trichoderma harzianum menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan konsentrasi campuran POC urin sapi dengan Trichoderma harzianum dan dosis urea menunjukkan pengaruh interaksi yang nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, pertambahan jumlah daun, bobot kotor biomassa segara panen tiap petak, bobot bersih biomassa segar panen tiap petak dan indeks panen, namun berbeda tidak nyata terhadap luas daun tanaman sawi Pagoda. Pada konsentrasi 300 ml/liter campuran POC dengan Trichoderma harzianum, dosis urea terbaik adalah 200 kg/ha dengan bobot biomassa kotor 10834 g/petak, biomassa bersih 10306 g/petak, dan indeks panen 95,13%.